TEORI ANTRIAN
TEORI
ANTRIAN
Fenomena menunggu adalah
hasil langsung dari keacakan dalam operasi sarana pelayanan secara umum,
kedatangan pelangan dan waktu pelayanan tidak diketahui sebelumnya karena jika
bisa diketahui, pengoperasian sarana tersebut dapat dijadwalkan sedemikian rupa
sehingga akan sepenuhnya menghilangkan keharusan untuk menunggu.
Tujuan mempelajari pengoeprasian sebuah sarana
pelayanan dalam kondisi acak adalah untuk memperoleh beberapa karakteristik
yang mengukur kinerja sistem yang sedang dipelajari. Dalam model antrian,
interaksi antara pelanggan dan pelayan adalah berkaitan dengan periode waktu
yang diperoleh pelanggan untuk menyelesaikan sebuah pelayanan, dalam antrian
kedatangan pelanggan umumnya disebut sebagai distribusi kedatangan (arrival
distribution) dan distribusi waktu pelayanan (service time distribution).
Kenyataannya menunggu adalah bagian dari kehidupan
sehari-hari, dan yang dapat diharapkan adalah dapat mengurangi ketidaknyamanan
tersebut. Sesuatu yang sangat diharapkan adalah ketika dapat memperoleh jasa
tanpa harus menunggu terlalu lama. Individu individu yang menunggu (komponen, produk,
kertas kerja, orang) bertujuan untuk mendapatkan suatu layanan. Pada proses
menunggu untuk mendapatkan layanan tersebut menimbulkan suatu garis tunggu, dan
pada garis tunggu tersebut dapat diprediksi karakteristik karakteristiknya.Sehingga dapat dijadikan
dasar pengambilan kepustusan agar tercapai kondisi yang lebih baik, misalnya
agar tidak terjadi antrian yang berkepanjangan.
Menurut Sinalungga (2008:238), Teori antrian (Queueing
Theory) merupakan studi probabilistik kejadian garis tunggu (waiting lines),
yakni suatu garis tunggu dari customer yang memerlukan layanan dari
sistem yang ada. Antrian terjadi karena adanya keterbatasan sumber pelayanan,
yang umumnya berkaitan dengan terbatasnya server karena alasan
ekonomi. Jika jumlah server yang disediakan terbatas, memungkinkan
terjadi antrian yang terlalu lama, sehingga orang dapat memutuskan untuk
meninggalkan antrian tersebut. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi pihak
perusahaan, karena kehilangan customer. Agar tidak
kehilangan customer, maka pihak perusahaan harus
menyediakan server yang mencukupi, tetapi dilain pihak perusahaan
harus mengeluarkan biaya yang lebih besar.
A. MODEL ANTRIAN
Solusi Steady-State untuk Model (M/M/k)
Sistem antrian (M/M/k)merupakan model antrian
satu sever dengan kedatangan berdistribusi Poisson dan waktu
pelayananberdistribusi Eksponensial. Model ini merupakan model tanpa
batas. Kapasitas baik dari kapasitas sistem maupun kapasitas sumber
pemanggilan. Aturan pelayanannya bersifat FCFS, yaitu customer yang
datang pertama dilayani terlebih dahulu begitu seterusnya. Notasi sistem
antrian ini berdasarkan dengan notasi Kendall-Lee.Jika kedatangan customer mengikuti
distribusi Poisson dengan laju , maka dari asumsi
(i) probability sebuah kedatangan terjadi , dan berdasarkan asumsi
(v).
B. KONSEP TEORI ANTRIAN
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk
memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata rata lamanya waktu
menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata rata tingkat kecepatan
pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan
automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis.
Dalam waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut
Dalam waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut
1. Sistem pelayanan
komersial
2. Sistem pelayanan
bisnis industry
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis industri mencakup lini produksi, sistem material handling, sistem pergudangan, dan sistem sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor kantor dan jawatan jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain lain (Subagyo, 2000).
C. DEFINISI PROSES ANTRIAN
Menurut Bronson (1996: 310), proses antrian merupakan
proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada suatu
fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum
mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah
mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer customer yang memerlukan pelayanan mulai
datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang disebut sebagai sumber input.
Menurut Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses antrian adalah suatu proses
yang berhubungan dengan kedatangan customer ke suatu sistem antrian,
kemudian menunggu dalam antrian hingga pelayan
memilih customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan
akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai
pelayanan. Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu
aturan yang mengatur kedatangan para customer dan pelayanannya.
Sistem antrian merupakan “ proses kelahiran kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri
atas para customer yang sedang menunggu pelayanan atau yang sedang
dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki fasilitas
pelayanan, sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan
fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam
suatu fasilitas pelayanan.
D. KOMPONEN DASAR DALAM PROSES
ANTRIAN
Menurut Taha (1997:609), suatu sistem antrian
bergantung pada tujuh komponen yaitu pola kedatangan, pola kepergian, kapasitas
sistem, desain pelayanan, disiplin pelayanan, ukuran sumber pemanggilan, dan
perilaku manusia. Komponen komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Pola Kedatangan
Menurut Wagner (1972:840), pola kedatangan adalah pola
pembentukan antrian akibat kedatangan customer dalam selang waktu
tertentu. Pola kedatangan dapat diketahui secara pasti atau berupa suatu
variabel acak yang distribusi peluangnya dianggap telahdiketahui. Jika tidak
disebutkan secara khusus customer datang secara individu ke dalam
sistem antrian. Namun dapat pula lebih dari satu customer datang
secara bersamaan ke dalam sistem antrian, pada kondisi ini disebut
dengan bulk arrival (Taha, 1997:177).
b. Pola Kepergian
Pola kepergian adalah banyak
kepergian customer selama periode waktu tertentu. Pola kepergian
biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh
seorang pelayan untuk melayani seorang customer. Waktu pelayanan dapat
bersifat deterministik dan dapat berupa suatu variabel acak dengan distribusi
peluang tertentu (Bronson, 1996 : 310). Waktu pelayanan bersifat deterministik
berarti bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melayani
setiap customer selalu tetap, sedangkan waktu pelayanan yang berupa
variabel acak adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani
setiap customer berbeda – beda.
c. Kapasitas Sistem
Menurut Bronson (1996:310), kapasitas sistem adalah
banyak maksimum customer, baik customer yang sedang berada dalam
pelayanan maupun dalam antrian, yang ditampung oleh fasilitas pelayanan pada
waktu yang sama. Suatu sistem antrian yang tidak membatasi
banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas
tak berhingga, sedangkan suatu sistem yang membatasi
banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem
berkapasitas berhingga, jika customer memasuki sistem pada saat
fasilitas pelayanan penuh maka customer akan ditolak dan meninggalkan
sistem tanpa memperoleh pelayanan.
d. Desain Pelayanan
Menurut Sinalungga (2008:249), Desain sarana pelayanan
dapat diklasifikasikan dalam channel dan phase yang akan
membentuk suatu struktur antrian yang
berbeda-beda. Channel menunjukkan jumlah jalur untuk memasuki sistem
pelayanan. Phase berarti jumlah stasiun stasiun pelayanan, dimana
para langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap. Ada empat
model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1. Single Chanel Single
Phase
Single Chanel berarti bahwa hanya ada satu jalur
untuk.memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single
phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehinggayang
telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistemantrian. Contohnya
antrian pada penjualan karcis kereta api yanghanya dibuka satu loket.Sistem
Antrian Single Channel Single Phase
2. Single Channel - Multi Phase
Multi phase berarti ada dua atau lebih pelayanan
yang dilaksanakn secara berurutan dalam phase-phase. Misalnya pada antrian
di laundry, pakaian – pakaian setelah dicuci kemudian dijemur lalu disetrika
dan terakhir dikemas.
3. Multi Channel –
Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja
di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal,
sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
4. Multi Chanel - Multi Phase
Sistem ini terjadi jika ada dua atau lebih fasilitas
pelayanan dengan pelayanannya lebih dari satu phase. Sebagai contoh adalah
pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran, diagnosa, tindakan
medis sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini mempunyai beberapa fasilitas
pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani
pada suatu waktu.
e. Disiplin Pelayanan
Menurut Sinalungga (2008: 251), disiplin pelayanan
adalah suatu aturan yang dikenalkan dalam memilih customer dari
barisan antrian untuk segera dilayani. Adapun pembagian disiplin pelayanan
ialah:
1. First come first served (FCFS) atau first
in first out (FIFO),
suatu peraturan dimana yang akan dilayani
ialah customer yang datang terlebih dahulu. Contohnya antrian di
suatu kasir sebuah swalayan.
2. Last come first served
(LCFS) atau last in first out (LIFO)
merupakan antrian dimana yang datang paling akhir
adalah yang dilayani paling awal atau paling dahulu. Contohnya antrian pada
satu tumpukan barang digudang, barang yang terakhir masuk akan berada
ditumpukkan paling atas, sehingga akan diambil pertama.
3. Service in random order (SIRO) atau
pelayanan dalam urutan
acak atau sering dikenal juga random selection
for services (RSS), artinya pelayanan atau panggilan didasarkan
padapeluang secara random, tidak mempermasalahkan siapa yanglebih dahulu tiba.
Contohnya kertas – kertas undian yangmenunggu untuk ditentukan pemenangnya,
yang diambil secaraacak.
4. Priority service (PS), artinya prioritas
pelayanan diberikan
kepada mereka yang mempunyai prioritas paling tinggi
dibandingkan dengan mereka yang memiliki prioritas paling rendah, meskipun yang
terakhir ini sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini
bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang keadaan penyakit
yang lebih berat dibanding dengan orang lain dalam sebuah rumah
sakit.
f. Sumber Pemanggilan
Menurut Taha (1996:177), ukuran sumber pemanggilan
adalah banyaknya populasi yang membutuhkan pelayanan dalam suatu sistem
antrian. Ukuran sumber pemanggilan dapat terbatas maupun tak terbatas. Sumber
pemanggilan terbatas misalnya mahasiswa yang akan melakukan registrasi ulang di
suatu universitas, dimana jumlahnya sudah pasti. Sedangkan sumber pemanggilan
yang tak terbatas misalnya nasabah bank yang antri untuk menabung atau membuka
rekening baru, jumlahnya bisa tak terbatas.
g. Perilaku Manusia
Perilaku manusia merupakan perilaku – perilaku yang
mempengaruhi suatu sistem antrian ketika manusia mempunyai peran dalam sistem
baik sebagai customer maupun pelayan. Jika manusia berperan sebagai
pelayan, dapat melayani customer dengan cepat atau lambat sesuai
kemampuannya sehingga mempengaruhi lamanya waktu tunggu (Taha,
1996:178).Menurut Gross dan Harris (1998:3), perilaku manusia dalam sistem
antrian jika berperan sebagai customer sebagai berikut.
1. Reneging mengGambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam
antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian
tersebut.
Balking menggambarkan orang yang tidak masuk
dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat
antrian. Jockeying mengGambarkan situasi jika dalam sistem ada dua
atau lebih jalur antrian maka orang dapat berpindah antrian dari jalur yang
satu ke jalur yang lain.
E. UKURAN KEEFEKTIFAN
SISTEM ANTRIAN
Menurut Taha (1997, 189:190), ukuran keefektifan suatu
sistem antrian dapat ditentukan setelah probabilitas steady
state diketahui. Ukuran – ukuran keefektifan suatu sistem tersebut antara
lain:
1) Nilai harapan
banyaknya customer dalam sistem antrian
2) Nilai harapan
banyaknya customer dalam antrian
3) Nilai harapan waktu
tunggu dalam sistem antrian
4) Nilai harapan waktu
tunggu dalam antrian
Sebelum membahas lebih lanjut, akan diuraikan lima
definisi yang mendukung pembahasan ukuran keefektifan suatu
sistem.Jumlah customer dalam sistem adalah
jumlah customer dalam antrian ditambah jumlah customer yang
sedang mendapat layanan.Laju kedatangan efektif merupakan laju kedatangan rata
– rata dalam waktu yang panjang. Laju kedatangan efektif dinotasikan
F. PERILAKU BIAYA ANTRIAN
Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya
karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas
layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu
yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa
penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan.
Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena
mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.
Berikut ini beberapa saran yang dapat
diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum memutuskan menambah fasilitas:
Menentukan waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh
pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang dapat diterima
oleh pelanggan
· Mencoba
mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan
TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak
terfokus pada kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
· Menginformasikan
kepada pelanggan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan
oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu
tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan
tidak mengerti apa yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
· Menjaga
agar karyawan tidak terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan
pekerjaan lain atau bekerja lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat
pelanggan menajdi begitu frustasi ketika mereka sedang mengantri lama dan di
sisi lain mereka melihat para karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat
kurang gesit.
· Mensegmentasi
pelanggan. Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang
dapat dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka
sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain
membutuhkan pelayanan yang lama.
· Melatih
pelayan untuk lebih friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan
menyebut nama atau memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan
mengendalikan perasaan negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi
arahan yang spesifik dari pada sekedar meminta mereka bersikap friendly,
misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam kepada pelanggan.
· Mendorong
pelanggan untuk datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang
lengkap kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka
bisa datang dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat
pelanggan dan kapan saat sepi pelanggan.
· Mengupayakan
pemecahan jangka panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan
rencana cara laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat
prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra
Poerwanto G)
CONTOH APLIKASI TEORI ANTRIAN
Contoh Aplikasi Teori Antrian Model
Single-channel Queuing : Poisson distributed Arrivals and exponentially
distributed service time
Sebuah perusahaan yang menyewakan furniture mempunyai satu gudang dengan satu mesin pengangkut yang dioperasikan oleh satu kelompok yang terdiri dari tiga orang tenaga kerja. Pemimpin perusahaan melihat pada jam-jam tertentu terjadi antrian truk tetapi di saat lain, petugas yang mengoperasikan mesin menganggur. Dari data yang telah lalu, diketahui rata-rata kedatangan 4 truk per jam, dan rata-rata pelayanan 6 truk per jam. Untuk mengatasi masalah tersebut, pimpinan perusahaan merencanakan untuk menambah kelompok tenaga kerja untuk mengoperasikan mesin. Bagaimana dampak penambahan kelompok tenaga kerja terhadap biaya total yang dikeluarkan perusahaan jika biaya sewa truk $ 20 per jam, sedang upah tenaga kerja untuk mengoperasikan mesin $6 per orang per jam. Diasumsukan jika perusahaan menggunakan dua kelompok tenaga kerja maka rata-rata pelayanan menjadi 12 truk per jam dan jika perusahaan menggunakan tiga kelompok tenaga kerja maka rata-rata pelayanan menjadi 18 truk per jam. 1 hari 8 jam kerja.
Pembahasan:
Perkiraan prestasi dari sistem antrian dapat digambarkan dengan misalnya : rata-rata jumlah kedatangan dalam antrian, rata-rata waktu tunggu dari suatu kedatangan dan persentase waktu luang dari pelayanan. Ukuran prestasi ini dapat digunakan untuk memutuskan jumlah pelayanan yang harus diberikan, perubahan yang harus dilakukan dalam kecepatan pelayanan atau perubahan lain dalam sistem antrian. Dengan sasaran pelayanan, jumlah pelayan dapat ditentukan tanpa berpatokan pada biaya waktu tunggu. Ukuran prestasi dan parameter model antrian ditentukan dengan notasi sebagai berikut:
Sebuah perusahaan yang menyewakan furniture mempunyai satu gudang dengan satu mesin pengangkut yang dioperasikan oleh satu kelompok yang terdiri dari tiga orang tenaga kerja. Pemimpin perusahaan melihat pada jam-jam tertentu terjadi antrian truk tetapi di saat lain, petugas yang mengoperasikan mesin menganggur. Dari data yang telah lalu, diketahui rata-rata kedatangan 4 truk per jam, dan rata-rata pelayanan 6 truk per jam. Untuk mengatasi masalah tersebut, pimpinan perusahaan merencanakan untuk menambah kelompok tenaga kerja untuk mengoperasikan mesin. Bagaimana dampak penambahan kelompok tenaga kerja terhadap biaya total yang dikeluarkan perusahaan jika biaya sewa truk $ 20 per jam, sedang upah tenaga kerja untuk mengoperasikan mesin $6 per orang per jam. Diasumsukan jika perusahaan menggunakan dua kelompok tenaga kerja maka rata-rata pelayanan menjadi 12 truk per jam dan jika perusahaan menggunakan tiga kelompok tenaga kerja maka rata-rata pelayanan menjadi 18 truk per jam. 1 hari 8 jam kerja.
Pembahasan:
Perkiraan prestasi dari sistem antrian dapat digambarkan dengan misalnya : rata-rata jumlah kedatangan dalam antrian, rata-rata waktu tunggu dari suatu kedatangan dan persentase waktu luang dari pelayanan. Ukuran prestasi ini dapat digunakan untuk memutuskan jumlah pelayanan yang harus diberikan, perubahan yang harus dilakukan dalam kecepatan pelayanan atau perubahan lain dalam sistem antrian. Dengan sasaran pelayanan, jumlah pelayan dapat ditentukan tanpa berpatokan pada biaya waktu tunggu. Ukuran prestasi dan parameter model antrian ditentukan dengan notasi sebagai berikut:
λ = rata-rata kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan
persatuan waktu) 1/λ = rata-rata waktu antar kedatangan
µ = rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila pelayan sibuk).
1/µ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan
ρ = faktor penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang sibuk)
Pn = probabilita bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem
Lq = rata-rata jumlah satuan dalam antrian (rata-rata panjang antrian)
Ls = rata-rata jumlah satuan dalam sistem
Wq = rata-rata waktu tunggu dalam antrian
Ws = rata-rata waktu tunggu dalam sistem
µ = rata-rata kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila pelayan sibuk).
1/µ = rata-rata waktu yang dibutuhkan pelayan
ρ = faktor penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang sibuk)
Pn = probabilita bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem
Lq = rata-rata jumlah satuan dalam antrian (rata-rata panjang antrian)
Ls = rata-rata jumlah satuan dalam sistem
Wq = rata-rata waktu tunggu dalam antrian
Ws = rata-rata waktu tunggu dalam sistem
Dalam kasus ini antrian yang didasarkan pada asumsi berikut :
Satu pelayanan dan satu tahap.
Jumlah kedatangan per unit waktu digambarkan oleh Distribusi
Poisson dengan λ = rata-rata kecepatan kedatangan
Waktu pelayanan eksponensial dengan µ = rata-rata
kecepatan pelayanan
Disiplin antrian adalah first come first served
(Aturan antrian pertama datang-pertama dilayani) seluruh kedatangan dalam barisan
hingga dilayani,
dimungkinkan panjang barisan yang tak terhingga.
populasi yang dilayani tidak terbatas
rata-rata kedatangan lebih kecil dari rata-rata waktu
pelayanan
Dari asumsi tersebut dapat diperoleh hasil secara statistik sebagai berikut :
Pw = probabilitas fasilitas layanan sibuk atau faktor
utilisasi fasilitas = λ / µ
Lq = jumlah rata-rata dalam antrian
Lq = jumlah rata-rata dalam antrian
Ls = jumlah rata-rataa di dalam sistem (yang antri dan yang sedang dilayani)
Wq = waktu rata-rata di dalam antrian
Ws = waktu rata-rata di dalam sistem
Jumlah rata-rata dalam antrian
1 kelompok kerja
2 kelompok kerja
3 kelompok kerja
Jumlah rata-rata di dalam sistem (yang antri dan yang sedang dilayani)
1 kelompok kerja
2 kelompok kerja
3 kelompok kerja
Waktu rata-rata di dalam antrian
1 kelompok
2 kelompok
3 kelompok
Waktu rata-rata di dalam sistem
1 kelompok
2 kelompok
3 kelompok
Probabilitas fasilitas layanan sibuk atau faktor utilisasi fasilitas
1 kelompok
2 kelompok
3 kelompok
Perbandingan penggunaan 1, 2, dan 3 kelompok
Perbandingan Biaya Total Penggunaan 1, 2 dan 3 Kelompok
Dari perhitungan biaya total terlihat bahwa biaya total paling rendah jika perusahaan mempekerjakan 2 kelompok tenaga kerja. Dengan demikian disarankan agar perusahaan tersebut menambah satu kelompok tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, A, & Tarliyah, T. (1999). Operation
Research “Model-Model Pengambilan Keputusan”. Bandung: PT Sinar Baru
Algesindo.

























Komentar
Posting Komentar